murtopoinfo@gmail.com, Putra wotbuwono 087878688123. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Menyikapi Hutan dengan Bijak

Sikapi hutan dengan bijak, suatu ungkapan baik yang sering kita dengar, tetapi jarang kita lakukan. Tak hanya bagi para penggiat alam bebas, tetapi kita manusia pada umumnya. Hormati dan jaga hutan kita. Karena di sanalah sumber dari kehidupan bumi, dan munculnya bumi kita menjadi hijau dan sehat. lalu, bagaimana sikap bijak kita terhadap hutan?





1. Tidak mencoret - coret batang pohon dan bebatuan yang ada di hutan. Selain membuat keindahan hutan berkurang, juga bisa menyakiti pohon karena dapat menutupi stomata ( tempat keluar masuknya udara ( CO2 dan O2 )). Hal tersebut mengganggu pertukaran udara dari sel tumbuhan ke lingkungan dan sebaliknya.
2. Tidak melukai, menangkap, dan membunuh satwa yang menjadi penghuni hutan. Jangan ganggu satwa liar, biarkan mereka hidup serasi di hutan dengan tenang!
3. Jika akan berkemah, gunakan tempat yang telah disediakan. Jika tidak disediakan tempat berkemah, carilah bagian hutan yang agak lapang dan datar tanpa menebang pohon, sehingga tidak merusak hutan.
4. Jangan Meninggalkan puntung rokok yang belum mati benar. Meskipun apinya kecil, bisa menjadi salah satu sumber kebakaran hutan, terutama saat musim kemarau.
5. Tidak meninggalkan sampah, terutama sampah plastik dan kaleng ( yang tidak dapat membusuk ) karena dapat mencemari hutan. Sampah plastik membutuhkan ratusan tahun untuk dapat terurai secara alami. Sampah tersebut disimpan dalam suatu wadah khusus, dan dibuang di tempat sampah yang semestinya di luar hutan.
6. Saat membuat api unggun gunakan ranting atau daun yang telah patah atau jatuh. Jangan sekali - kali menebang pohon untuk membuat api unggun karena dapat merusak hutan. Setelah selesai, padamkan api hingga benar - benar padam lalu bersihkan tempat bekas api unggun tersebut.
7. Tidak membawa pulang tumbuhan atau satwa liar dari hutan. Simpanlah kenangan manis anda selama berada di hutan di dalam kamera foto atau kamera video anda.


Cobalah lebih dekat dengan alam dan hutan saat kita sedang melakukan kegiatan di alam terbuka, dan jika punya rasa, dengarlah tangisan mereka akibat perbuatan kita terhadap mereka yang merusak. Kemudian ambil sikap bijaksana. Cintai dan jaga alam dan hutan kita!
source: belantara indonesia  dan saka wanabakti ponorogo book

Peranan Hutan, tanah, dan air dalam kehidupan Manusia

Pada hari-hari libur, banyak diantara kita pergi ke daerah pegunungan. Di sana kita duduk-duduk bersuka ria di bawah pohon-pohon rindang, memandang indahnya pemandangan. Di sana, di tengah lingfkungan kebun, sawah, dan hutan, kita menenangkan pikiran. Sementara itu di bagian lain dari pegunungan, serombongan pramuka berkemah, bernyanyi bersama. Beberapa pemuda pencinta alam dengan gairah memasuki hutan mendaki gunung. Alam yang indah, hutan yang hijau, tanah yang subur dan air yang menyejukkan sebagai tempat rekreasi telah banyak disadari orang. Tetapi apakah hanya itu manfaat hutan, tanah dan air ? Tidak. Ia ternyata memberikan sumbangan yang lebih besar ke dalam hidup kita.
Hutan dan pepohonan adalah penghasil kayu bakar dan kayu sebagai bahan untuk meja, kursi, lemari, rumah kita sendiri, kertas, pakaian, dan masih banyak lagi. Di samping itu menghasilkan pula buah-buahan, getah, damar, minyak dan bahan-bahan lainnya untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari untuk industri dan eksport. Hutan berperan pula sebagai pelindung bagi kelestarian alam tumbuh-tumbuhan dan marga satwa.
Tanah adalah tempat kita berpijak dan tempat kita melakukan berbagai upaya kehidupan kita. Dari tanah kita memperoleh bahan yang kita perlukan sehari-hari dan dari tanah pulalah kita mendapatkan air.
Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi mengalir ke permukaan. Air yang meresap tadi lama-kelamaan akan sampai pada lapisan yang kedap air, kemudian mengalir dan berhimpun untuk muncul kembali sebagai mata air. Mata air bergabung lalu menjadi sungai. Sungai mengairi sawah dan kolam-kolam ikan, memberi minum ternak serta memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sungai menggerakkan kilang-kilang dan memutar turbin-turbin listrik yang menghasilkan penerangan di kota dan desa. Sungai sebagai urat nadi bagi perdagangan, komunikasi dan hubungan antar manusia dilancarkan. Tetapi apakah akan selalu demikian keadaannya ? Ternyata tidak. Air akan tersedia sesuai dengan yang diperlukan apabila tanah pegunungan dan tanah berlereng lain trerlindung dan terpelihara dengan adanya hutan dan pepohonan.
Hutan dan pelindung tanah lainnya adalah pengendali air bagi kehidupan kita. Pepohonan yang menutup tanah akan menahan air hujan sehingga tidak langsung jatuh kepermukaan tanah. Di samping itu daun-daunnya yang berguguran membentuk lapisan humus yang mampu menyerap air dengan baik. Dengan demikian tanah yang berpelindung dapat mengatur air jauh lebih baik, sehingga tidak berlebihan pada musim penghujan dan tidak kekurangan pada musim kemarau.
Apabila tanah tidak terlindung, hujan akan jatuh dengan keras langsung ke permukaan tanah. Butir-butir tanah akan pecah dan menutup pori-pori tanah. Akibatnya air tidak dapat meresap dengan baik ke dalam tanah. Keadaan ini menyebabkan adanya kelebihan air di permukaan tanah yang mengakibatkan banjir dan bila kemarau, terjadilah kekeringan.
Air yang tidak meresap dan mengalir di atas tanah akan mengkikis permukaan tanah. Pengikisan tanah disebut erosi. Lapisan tanah sebelah atas adalah lapisan yang paling subur. Erosi menghanyutkan lapisan yang paling subur itu, terus-menerus sampai tanah menjadi tandus. Sementara itu tanah yang terbawa erosi menyebabkan sungai-sungai, waduk, danau dan perairan lainnya menjadi dangkal.
Tanah harus kita selamatkan, harus kita pelihara, agar tidak habis terkikis erosi dan tidak mengkikis masa depan kita.


1. Apa yang merusak hutan, tanah dan air ?


Selain bencana alam, manusia yan tidak bijaksana merupakan penyebab utama kerusakan hutan, tanah dan air. Hutan yang hijau dan rimbun sering dikorbankan untuk memenuhi kebutuhannya. Hutan dibuka dan ditebang untuk dijadikan ladang, kebun dan tempat pemukiman tanpa memperhatikan keselamatan lingkungan.
Kita pernah mendengar ada beberapa daerah gersang di Indonesia, misalnya daerah Gunung Kidul. Daerah-daerah itu dahulunya adalah hutan yang rimbun. Besar kemingkinan penduduk daerah-daerah itu tanpa sadar telah membuka hutan secara serampangan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Perbuatan in melahirkan bencana seperti erosi, banjir, kekeringan dan hilangnya kesuburan tanah. Setelah berlangsung berpuluh tahun timbullah tanah tandus. Itu semua jelas mengancam kehidupan kita.
Apa sajakah yang dilakukan manusia yang tanpa disadarinya dapat merusak hutan, tanah dan air ? marilah kita lihat.
a. Perladangan liar
Perladangan liar merusak kelestarian hutan, tanah dan air. Mengapa demikian? mereka yang berladang secara liar membuka hutan, membakar, kemudian menjadikannya ladang. Setelah bebrapa kali panen hasilnya menurun. Kemudian ditinggalkan begitu saja dan pindah untuk ladang lagi di tempat lain. Tindakan ini menyebabkan tanah yang sudah berkurang kesuburannya itu, terbuka dan dimakan erosi. Dalam keadaan demikian mudah ditumbuhi alang-alang dan tanahpun menjadi terlantar, tidak memberikan hasil apa-apa lagi. Jutaan hektar padang alang-alang tedapat di Indonesia dan setiap tahun bertambah, benar-benar merupakan tantangan bagi kita.

b. Cara bertani yang salah
Di beberapa daerah banyak kita jumpai petani menanam tanaman pangan di lereng-lereng bukit. Cara bertani seperti ini salah sebab apabila turun hujan, air akan mengerosi tanah, sehingga kesuburannya cepat sekali menurun. Untuk bertani di daerah lereng, harus dibuat teras atau sengkedan terlebih dahulu. Cara bertani lainnya yang juga salah yaitu bertani di daerah lereng dengan arah penanaman yang keliru. Tidak perbah memupuk atau bertanam satu jenis tanaman semusim terus menerus, juga merupakan cara bertani yang salah, yang dapat merusak kelestarian tanah dan air.
Pada tanah yang curam, tanaman semusim sama sekali tidak boleh ditanam, walaupun telah dibuat teras terlebih dahulu. Selain erosi, bahaya longsor sangat mengancam pada tanah-tanah yang curam ini, karena harus ditumbuhi dengan tanaman keras.

c. Penyerobotan tanah dan penebangan liar
Apa penyebab terjadinya penyerobotan tanah dan penebangan liar ? pertama karena kurangnya kesadaran masyrakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan, tanah dan air. Kedua karena meningkatnya kebutuhan dan pemakaian kayu yang tidak seimbang dengan penyediaannya yang dapat merangsang pencurian.


d. Penggembalaan liar
Ternak yang dilepas ke dalam hutan tanaman muda, merupakan gangguan yang berbahaya, karena akan memakan segala macam tanaman yang disukainya. Tanaman muda mati, sedang tanah rusak terinjak-injak. Kejadian ini jelas akhirnya akan merusak hutan, tanah dan air.
Kerusakan terjadi juga di tanah milik petani, bila ternak digembalakan secar liar di sana. Ternak yang dikandangkan akan mengurangi kemungkinan kerusakan itu.
Kurang tersedianya makanan ternak di desa yang sering menjadi alasan penggembalaan liar, lebih diperparah lagi oleh kurangnya kesadaran masyrakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan, tanah dan air.



e. Kebakaran hutan
Hutan yang terbakar, bukan hany akita yang menjdai korban, anak cucu kita ikut menderita karenanya. Karena kebakaran hutan, pepohonan akan rusak binasa. Seingga tidak akan ada lagi pelindung tanah dan pengikat air banjir, erosi dan kekeringan akan timbul.
Kebakaran dapat terjadi karena api yang berasal dari korek api, puntung rokok, api perkemahan dan lain-lain. Yang paling utama adalah unsur kecerobohan.



2. Perusakan Hutan, Tanah dan Air, apa akibatnya?
Dari uraian tentang apa saja yang merusak hutan, semuanya bisa mengaikatkan rusaknya hutan, sehingga menjadikan hutan gundul. Keuntungan dari itu semua tidak sebanding dengan kerugiannya. Yang tentu saja berujung pada bencana, diantaranya bencana banjir, erosi, kekeringan dan akhirnya menimbulkan kemiskinan.
a. Tanah gundul
Hasil yang pertama kita petik dari kerusakan hutan adalah tanah gundul. Akibatnya tanah terbuka, gersang, tanaman kerdil dan merana, sumber-sumber air kering dan hawa panas mencekam.




b. Banjir dan kekeringan
Kalau sudah tanah gundul, hutan tidak lagi menyerap air, tidak ada pengikat air pada tanah, apalagi kalau tidak terjadi bencana banjir? Air hujan yang turun akan langsung mengalir menuju anak sungai sambil membawa kikisan tanah sehingga bisa mengakibatkan pendangkalan sungai. Banjir akan datang tanpa diundang.
Demikian sebaliknya karena tidak adanya penyerapan sehingga tidak ada tampungan air, begitu kemarau datang yang terjadi sumber mata air mati, hulu sungai kering, pada akhirnya terjadilah kekeringan.

c. Kemiskinan
Kalau semua itu sudah terjadi pada lingkungan kita, apalagi kalau bukan ekonomi yang amburadul sebagai akibatnya. Dengan keadaan hawa yang panas karena tidak adanya tanaman pengayom, kalau musim hujan banjir, kalau kemarau bencana kekeringan terjadi. Seberapapun kayanya seseorang tidak akan mampu menghalau banjir, tidak akan mampu menghindar dari kekeringan, kemana ia akan bermukim kalau bumi yang tempat ia singgah telah dirusaknya.

3. Bagaimana mencegah perusakan hutan, tanah dan air?
Usaha pemulihan kelestarian hutan akan menjadi kurang berarti, apabila tidak ditunjang oleh usaha-usaha pencegahan. Usaha-usaha pencegahan apakah yang dapat kita lakukan ?
a. Usaha Teknis
Usaha ini sesuai pada keadaan kerusakan alam tersebut. Dalam arti jika kalau kerusakan alam dikarenakan penebangan liar, maka hendaknya masyarakat lebih mengutamakan kelestarian lingkungan, karena hutan merupakan hajat orang banyak. Dan jangan lupa habis menebang harus menanam. Begitupun dengan kebakaran hutan, penggembalaan ternak secara liar, juga penanaman yang tidak benar baik jenis tanaman maupun cara penanamannya. Hal yang demikian itu secara teknis harus diperhatikan guna pencegahan bencana yang terjadi. Karena faktor kecerobohan menjadi penyebab utama, maka faktor ini harus diprioritaskan penanganannya.

b. Usaha perbaikan sosial ekonomi
Usaha ini berkaitan dengan program pemerintah mengenai transmigrasi, keluarga berencana juga program peningkatan usaha tani. Karena kerusakan hutan terjadi pada lingkungan padat sementar lahan sosial ekonominya sempit, sehingga mereka mengambil jalan pintas untuk meningkatkan taaf ekonomi mereka melakukan perladangan liar. Ditambah lagi dengan minimnya pengethuan cara bercocok tanam semakin menambah peluang terjadinya kerusakan hutan, tanah dan air yang bisa berakibat pada bencana alam.

c. Usaha pendidikan dan penyuluhan
Berhasil tidaknya usaha pencegahan perusakan hutan, tanah dan air, pada akhirnya ditentukan oleh sikap kita juga. Sikap tidak mau tahu, tidak peduli, tidak membantu, biasanya dikarenakan minimnya pengetahuan. Cara mengatasinya adalah melalui usaha pendidikan dan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan ini bia dilakukan dimana saja, pada siapa saja dan oleh siapa saja dengan catatan mempunyai keinginan melestarikan lingkungan, namun juga mempunyai keterampilan juga pengetahuan di bidang itu, sehingga diharapkan penyuluhan maupun pendidikan yang dilaksanakan tidak melenceng atau bahkan tidak tepat sasaran.

4. Bagaimana memulihkan kelestarian hutan, tanah dan air
Diantara jalan yang harus ditempuh untuk memulihkan kelestarian hutan, tanah dan air adalah :
a. Penghutanan kembali (Reboisasi)
Reboisasi adalah penghutanan kembali lahan gundul. Usaha pemerintah ini tidak mungkin dilaksanakan sendiri, bayangkan berapa hektar lahan yang harus dihutankan kembali. Maka dari pada itu seluruh komponen masyarakat turut serta bertanggung jawab atas kelestarian hutan, tanah dan air.


b. Penghijauan
Tanah hutan yang gundul bukan satu-satunya sumber malapetaka. Tanah kita sendiri yang berada di sekitar rumah, dan desa, juga akan menjadi ancaman apabila dibiarkan terbuka dan terlantar. Di samping itu tanah-tanah lain seperti tanah desa, dan tanah negara bebas, tanah bekas perkebunanm juga tidak boleh lepas dari perhatian kita. Tanah yang berada di luar kawasan hutan ini, bila gundul juga harus dihijaukan. Jangan biarkan ada tanah sejengkalpun yang tidak ditanami.
Penghijauan adalah menanami tanah-tanah tagalan, bukit-bukit gundul di luar kawasan hutan dengan pohon-pohon dan ruput-rumput serta usaha-usaha pengawetan tanah.
1. Penanaman pohon-pohonan dan rumput
Penanaman pohon ini yaitu dengan menanam tanaman produktif, selain menanam yang memang hanya digunakan tanaman pelindung. Sehingga diharapkan masyarakat juga bisa mengambil hasil dari tanaman, disamping ia menanam keseimbangan alam. Penghijauan tidak terbatas pada usaha dengan bantuan pemerintah saja, prakarsa masyarakat untuk melakukan penghijauan dengan swadaya sendiri sangan dirapkan. Karena tanah-tanah rusak yang berada di sekitar kita adalah ancaman terdekat bagi kita semua.

2. Pengawetan tanah
Proses pengawetan tanah sendiri dengan kualitas sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni. Yaitu ketika lahan yang harus direboisasi adalah lahan mring, berada di lereng atau perbukitan, maka bagaimana cara dan tanaman apa yang cocok untuk dilakukan penghijauan. Diantaranya dengan dibuatkan guludan, tanaman dengan metode untu walang (Zig-Zag) atau dengan pengaturan jenis tanaman sesuai dengan musim. Jadi tidak pada satu jenis tanaman saja sepanjang tahun. Pemupukan yang benar dan pembuatan saluran irigasi yang benar tentunya akan berdampak pada keawetan tanh itu sendiri.



5. FUNGSI HUTAN SEBAGAI TATA AIR DAN TANAH
Baru-baru ini kita dihadapkan pada berita tentang kerusakan alam. Entah itu akibat dari gempa, tanah longsor, banjir ataupun angin topan. Semua itu berhubungan dengan kerusakan hutan yang terjadi pada alam kita ini. Gempa terjadi karena tanah yang kita tempati menjadi labil. Dikarenakan sudah tidak ada lagi pengikat atau perekatnya. Sehingga jika ada getaran alam tanah menjadi retak, ibarat mobil sudah tidak ada peredamnya. Begitu juga dengan longsor, terjadi karena memang tanah sudah tidak ada pengikatnya. Banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi sementara tidak adanya penyerapan pada tanah, yang terjadi bukan tanah yang menyerap air, namun airlah yang mengikis tanah. Adanya angin topan, puting beliung, badai yang menghancurkan rumah, memang dikarenakan angin yang bertiup sangat kencang sementara tidak ada penahan. Sehingga angin bergerak bebas. Kita bisa merasakan perbedaan saat kita berada pada lingkungan hutan dengan saat kita tanah lapang. Kecepatan angin di tanah yang lepang terasa lebih kencang dibanding ketika kita berada di balik penahan, entah itu gedung, rumah atau tumbuhan. Andai saja masih ada pepohonan angin yang kencang perlahan-lahan akan tertahan, sehingga tidak sampai merusak alam kita.
Secara garis besar fungsi hutan adalah sebagai pengatur tata air di bumi. Sebab dengan adanya hutan air hujan tidak langsung mengalir menuju sungai yang kemudian menuju laut. Namun air itu akan meresap pada tanah yang diatasnya tumbuh tanaman. Kalau tanah itu tidak ada tanamannya maka tidak ada peresapan. Jika ini terjadi, kalau curah hujan tinggi, maka debit air akan tinggi pula, sementara laut tidak bisa lagi menampung air yang datang. Akibatnya air laut meluap, sehingga bisa menyebabkan terjadinya banjir. Namun andai saja di atas tanah itu ada tanamannya, otomatis tanaman ini akan menyerap air hujan dan akan menahan beberapa saat sehingga ia dapat mengatur lajunya air. Sehingga air yang mengalir ke laut bisa dikendalikan.
Dari asalnya air hujan itu bening, tapi mengapa ketkika ia mengalir di sungai menjadi keruh? Karena telah bercampur tanah yang terkikis oleh air hujan. Kenapa tanah terkikis air hujan? Dikarenakan tidak ada pengikatnya. Dan untuk mengikat tanah itu diperlukan adanya tanaman di atas tanah tersebut. Kita bayangkan seandainya hujan turun dalam sehari semalam, berapa jumlah tanah yang akan terkikis? Jika hal sedemikian terjadi secara terus menerus maka tentunya semakin tipis lapisan tanah ini. Padahal terbentuknya tanah melalui proses pelapukan yang beribu-ribu tahun lamanya. Bagaimana tanah yang kita tempati ini akan awaet? Setidak-tidaknya seandainya kita tidak bisa membuat tanah baru, kita menjaga apa yang sudah ada.
Air yang bersih, jernih dan segar tentunya bukan dari air hujan. Melainkan dari sumber mata air. Namun dari mana sumber air akan mengeluarkan air andai tanah tidak mempunyai simpanan air. Dengan adanya hutan maka tanah akan mempunyai simpanan tanah. Sehingga pada saat musim kemarau air itu masih bisa untuk kelangsungan hidup makhluk hidup.
Dengan adanya hutan maka perputaran kehidupan di bumi ini akan berjalan normal. Daun-daun yang gugur akan menjadi pupuk, karena pupuk itu berasal dari bahan yang bisa hancur (organik) maka tidak akan merusak tanah. Sebaliknya tanah akan menjadi subur. Berbeda dengan pupuk non-organik, memang pupuk ini bisa membuat tanaman menjadi subur, tapi disamping itu ia juga bisa menjadi racun bagi tanah tersebut.
Kalau kita mau memperhatikan lebih seksama, hewan peliharaan kita tidaklah ia lebih segar saat dia kita kurung dalam kandang dibandingkan bila ia dilepaskan. Hidup di alam bebas bagi makhluk hidup adalah kemerdekaan. Dengan adanya hutan, maka segala proses kelangsungan makhluk hidup akan berjalan dengan normal. ( sumber )

Membangun Bangsa Bersama Petani,Peternak

KONSEP PERTANIAN MODERN
Modernisasi Pertanian
Sejak awal dikembangkannya pertanian di bumi ini, konsep pertamanya adalah pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Dicarilah berbagai cara agar supaya pangan yang ada di dunia ini tetap lestari dan tidak habis. Kehidupan purba memulainya dengan ditandainya perubahan pola hidup dari berladang dan berpindah menjadi menetap di suatu daerah. Pada konsep awal ini, pertanian menjadi sektor dasar yang merupakan pijakan dari sektor-sektor lain karena ini memang suatu ‘fitrah’ dari sektor berbasis sumber daya seperti pertanian. Hal ini menyebabkan pertanian terintegrasi cukup baik ke dalam kebijakan ekonomi makro. Oleh karena itu, pada tataran konsep dasar ini, pertanian bisa berkembang pesat. Bahkan negara-negara yang memiliki basis sumber daya kuat seperti Indonesia bisa mencapai swasembada pangan. Dalam Arifin (2004), Pada era 1970-an Indonesia cukup berhasil membangun fondasi atau basis pertumbuhan ekonomi yang baik setelah pembangunan pertanian terintegrasi cukup baik ke dalam kebijakan ekonomi makro. Hasil besar yang secara nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat banyak adalah terpenuhinya kebutuhan pangan secara mandiri (swasembada) pada pertengahan 1980-an.
Kemudian, konsep selanjutnya mulai berkembang, yaitu konsep pemuliaan spesies pertanian yang mencari varietas-varietas yang memiliki keunggulan tersendiri dan lebih menguntungkan manusia. Konsep ini muncul sebagai bagian dari peningkatan kualitas setelah adanya peningkatan kuantitas dari konsep pertama. Didapatlah varietas-varietas dengan keunggulan tertentu, seperti enak rasanya, banyak hasil panennya dalam sekali masa tanam, menghasilkan daging atau susu yang banyak dan berkualitas, dan tahan terhadap hama dan penyakit.
Kedua konsep ini dapat dikatakan sebagai konsep dasar pertanian yang walau berubah seperti apapun kehidupan di muka bumi ini, kedua konsep akan terus dipakai.
Kini, konsep pertanian modern bukan hanya membahas usaha untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia dan pemuliaan spesies pertanian, tetapi sudah lebih ke arah bagaimana cara optimalisasi usahatani untuk menghasilkan bahan pangan yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Di dalamnya juga termasuk usaha peningkatan teknologi pertanian agar pertanian berjalan lebih efektif dan efisien. Inilah perkembangan konsep pertanian selanjutnya. Konsep ini merupakan penggabungan dari dua konsep awal yang terkesan berjalan sendiri-sendiri Pada awalnya terlihat kurang adanya keterkaitan yang erat antara riset dan pengembangan teknologi pertanian dengan peningkatan hasil panen di lapangan. Seiring berjalannya waktu mulai ada harmonisasi keduanya dan hal ini sudah mulai terlihat di tahun 2008 ini. Triwulan II 2008 ini PDB sektor pertanian meningkat 5,1% dari Triwulan I. Hal ini seiring dengan tingginya nilai ekspor hasil pertanian periode Januari-Juni 2008 yang meningkat 50,13% dibanding periode yang sama tahun lalu. Inilah bukti dari optimalisasi usahatani di Indonesia berhasil. Tingginya nilai ekspor hasil pertanian indonesia juga menandakan bahwa kualitas produk pertanian kita sudah sesuai dengan standar kualitas internasional. Baiknya kualitas dan kuantitas produk pertanian Indonesia merupakan hasil dari konsep pertanian modern yang diterapkan di Indonesia.
Konsep optimalisasi usahatani ini dijabarkan oleh sebuah sistem terpadu yang mampu melingkupi semua sektor, termasuk industri, dan mengaitkannya menjadi sebuah rantai perekonomian Indonesia. Sistem ini merupakan penerapan dari konsep pertanian modern, yaitu agribisnis. Sistem agribisnis merupakan sistem yang terdapat keterkaitan erat antar subsistem agribisnis mulai dari hulu hingga jasa penunjang dan menopang satu sama lain. Sistem agribisnis merupakan konsep yang lebih konkrit dan komprehensif untuk pengembangan sektor pertanian ke arah yang lebih baik. Dengan adanya sistem ini, pengembangan komoditas-komoditas pertanian Indonesia pun menjadi lebih fokus karena setiap komoditas memiliki subsistem agribisnis yang berbeda-beda. Sistem ini juga mampu menggerakkan pemerintah untuk lebih giat mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap pertanian rakyat dan dunia perbankan agar lebih ‘ramah’ terhadap petani dalam hal kredit karena keduanya masuk sebagai salah satu subsistem agribisnis, yaitu subsistem jasa penunjang yang bergerak bersama-sama subsistem yang lainnya.
Setelah perjuangan penuh manusia untuk merancang konsep pertanian modern untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tanpa batas, kini berkembang lagi konsep pertanian baru yang semakin menunjukkan kebutuhan manusia yang tanpa batas. Pengembangan sektor pertanian ke arah yang lebih lanjut adalah untuk usaha pemenuhan energi. Sumber daya alam yang semakin terbatas, terutama sumber energi, membuat manusia kembali mengandalkan pertanian sebagai penghasil sumber energi alternatif. Belakangan sudah dikembangkan biofuel di Brazil dengan memanfaatkan tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas) dan sudah mulai dikembangkan pula oleh negara lain.
Semua hal diatas mengenai konsep pertanian berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang tanpa batas. Padahal, sumber daya yang tersedia sudah pasti ada batasnya dan suatu saat akan habis. Untuk kepentingan yang sangat vital inilah sektor pertanian kini sudah terpolitisasi. Apalagi di Indonesia yang mayoritas warganya berlatar belakang pertanian atau berhubungan dengan sektor pertanian.
Pangan pada hakikatnya akan selalu dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, sektor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu negara. Tabiat manusia yang kebutuhannya tanpa batas harus dikendalikan semaksimal mungkin karena alam memiliki keterbatasan. Jika hal itu tidak sesegera mungkin dilakukan, bukan tidak mungkin manusia akan punah sebelum waktu yang ditentukan-Nya. ( Sumber )

Seri Pertanian Modern: Kreatif Bertanam Cabai Dalam Pot

Bertanam cabai dalam pot sangat penting dilakukan pada zaman sekarang, hal itu juga berkali-kali dianjurkan pemerintahan untuk mengatasi kelangkaan cabai dalam negeri yang kadang terjadi secara tidak terduga. Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dengan menanam sendiri cabai dalam pot. Di antaranya sebagai penyejuk rumah, untuk dikonsumsi sendiri, penghijauan lingkungan sekitar, pemanfaatan barang-barang bekas, hingga sebagai hobi yang cukup mengasyikkan.
Buku yang ada di tangan pembaca ini berisi panduan lengkap bagi Anda yang ingin bertanam cabai di dalam pot. Mulai dari pembenihan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, hingga pemanenan. Buku ini wajib dimiliki bagi Anda yang ingin berkebun (khususnya cabai) dilahan yang sempit (pot). Selamat membaca. ( Sumber )

Hilangnya Hewan Di Pertanian Sebagi Ikon Petani

 
Mulai hilangan hewan belalang di persawahan di musin panem maupun musim kering, hala ini yang tak  disadiri oleh manusia sebenar hewa belalang ini sangat menbatu dalam pertembuhan penyebaran buah, pembuat pupuk alami, dan menjaga kesetabilan pembuhan hasil panen jenis apapun yang ada di pesawahan, hilangnya hewan ini di akibatkan karena ketidak sadaran petani mafaatnya belalang dan ketidak tauan penyebabnya.

Indahnya NegriKu

 Kebumen-Mengenal alam lebih dekat untuk bisa memaknai indahnya lam negri ini, yan g begitu luar dan kaya akan ke indahan alamya yang begitu mepesona bagi yang melintasi, lokasi alam bumi ini kawan, kekayaan alam yang sangat melimpah penuh dangn kesuburan berbagi tanaman yang ada untuk di lestarikan oleh semua manusia.

Desa Mengkowo Menuju Wisata Nutrisi 2020


Desa Mengkowo Kecamatan Kebumen kabupaten kebumen, pada hari selasa 31 Januari 2012  Loncing Gerakan Masal mengkowo bernutrisi Kebumen Produktif Sebagai Upaya Mewujukan Dese Mengkowo 2020,  menbentuka kawasan Nutrisi yang berkerja sama dengan sti golder dan PNPM mandiri. 


Diklatsar Mapal Stanu Kebumen


Kebumen Salam Rimba Mahasiswa pencinta alam (Maspalasta) Stainu kebumen selam 3 hari  2 malam di lokasi petruk dalam rangka diklatsar, kaum muda pencinta alam mahasiswa kebumen kegitan ini yang di mulai dari tgl 31-2 Febuarai 2012, yang bertujuan untuk lebih mengenal alam lebih dekat terhadapat alam.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Seputar kapung HIjau, lingkungan dan pertanian - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger